LAWAN HOAX: Survei LSI Unggulkan Petahana Tidak Benar

Ramai beredar di media sosial yakni whatsapp grup dan facebook tentang hasil survei Pilkada Luwu Timur 2024 versi Lingkaran Survey Indonesia (LSI) Denny JA, Sabtu 12 Oktober 2024.

Seperti pada status WA yang dibuat Tim Pemenangan Budiman-Akbar, Muhammad Haedir. “Bocoran dari Samping,” tulis Haedir pada ketarangan foto tangkapan layar hasil survei tersebut, diunggah Sabtu pagi pukul 06.40 WITA. Hal yang sama juga diunggah Tim Pemenangan Budiman-Akbar lainnya, Budiman Yahya yang juga membagikan tangkapan layar hasil survei tersebut di akun facebook pribadinya. “Yang tidak suka dilarang komen,” tulis Budiman Yahya disertai foto tangkapan layar hasil survei tersebut.

Dalam survei yang mengukur tingkat elektabilatas pasangan calon bupati dan wakil bupati yang bertarung di Pilkada Lutim 2024 itu, tampak paslon Budiman-Akbar paling tinggi, 42,3 persen. Disusul Ibas-Puspa dengan 30,3 persen, lalu paslon Isrullah-Usman dengan 16,1 persen. Adapun korseponden yang belum menentukan sikap sebanyak 11,3 persen.

Dari hasil penelusuran, ternyata survei yang beredar itu hoax alias tidak benar. Hal itu bisa dilihat dari adanya perbedaan logo LSI Denny JA dengan logo yang terpampang pada tangkapan layar hasil survei tersebut.

Kedua, LSI Denny JA belum pernah merilis survei terbaru Pilkada Lutim 2024 sejak mereka mengumumkan hasil survei pada 20 September lalu.

Saat itu LSI Denny JA merilis tingkat elektabilitas Ibas-Puspa tertinggi dengan 44,9%, disusul Budiman-Akbar 39,2%.

Sedangkan elektabilitas Isrullah Achmad-Usman Sadik terpaut jauh yakni hanya 3%. Sementara responden menjawab tidak tahu atau merahasiakan pilihannya sebanyak 12,9%.

Juru bicara Tim Pemenangan Ibas-Puspa, Ittong Sulle menanggapi penyebaran hoax tersebut dengan santai. Dia menilai jika hal itu pertanda bahwa tidak ada lagi cara lain untuk menghalau keunggulan survei Ibas-Puspa di hampir semua lembaga.

“Jadi satu-satunya cara adalah membangun ketidakpercayaan publik pada hasil survey dengan menyebar informasi palsu atau Hoax,” ujar Ittong.

Menurutnya, berita palsu dibuat untuk memaksimalkan perselisihan sosial, supaya orang melupakan hasil yang sebenarnya. Upaya untuk memanipulasi opini publik ini tidak perlu di respon berlebih oleh Tim Ibas-Puspa.

“Masyarakat Luwu Timur sudah cerdas untuk melihat mana yang informasi valid, mana yang hoax,” ujarnya.

Bagikan Postingan:

Artikel Terkait

Pastikan Berhenti di Kamu!

Kirimkan link berpotensi hoax atau fitnah tentang IBAS-PUSPA yang kamu temukan di grup WhatsApp atau media sosial lainnya